Secercah Harapan di Hari Bumi

>> Friday, April 24, 2009

Sudah 2 hari sejak Hari Bumi, 22 April 2009 dirayakan. Ada kejadian menarik sore itu. Cuaca mendung, sendu. Tapi tiba-tiba suasana muram itu dihibur oleh suara indah burung-burung yang lama tak tampak terbang bebas di langit kampungku, di Lendah, Kulon Progo.

Burung Ketutu. yah, begitulah masyarakat Bangka biasa menyebutnya lantaran burung ini mengeluarkan suara "ketutu". Burung ini mirip merpati, tapi ukurannya sedikit lebih kecil dengan bulu berwarna kecoklatan. Burung ini adalah burung peliharaan, dan melihatnya terbang bebas adalah hal yang terasa tidak wajar (rasanya sulit untuk percaya bahwa masih ada yang bertahan di habitat bebas, tidak ditangkap manusia).

Sebenarnya kumpulan ketutu yang tampak di sore itu tidak muncul begitu saja. Sekitar 4 tahun yang lalu, aku mulai melihat ketutu terbang bebas. Waktu itu cuma seekor, ia hinggap di dahan pohon kelapa yang tinggi-tinggi, bernyanyi "ketutu". Waktu itu tidak setiap hari bunyinya terdengar. Namun lama-kelamaan semakin sering bunyinya. Walaupun yang tampak baru seekor itu saja.

Lalu tepat pada Hari Bumi kemarin, 5 ekor ketutu tampak ramai beterbangan di atas rumahku. Alhamdulillah... Hanya syukur pada Allah swt yang terucap saat melihat 5 ekor ketutu itu hinggap di dahan tinggi pohon munggur di samping rumahku. Alhamdulillah... karena jumlah mereka bertambah, aku harap masih ada yang lainnya terbang bebas di suatu tempat.
Sungguh nyaman melihat mereka bertengger sambil mengeluarkan suaranya yang khas.

Ketutu-ketutu itu memang tidak mengenal Hari Bumi yang diperingati sejumlah pemerhati lingkungan dan orang-orang yang masih peduli pada kelestarian bumi tempat kita tinggal ini. Tapi sungguh, tegakah kita mencederai hubungan harmonis antara manusia dengan hewan tumbuhan dan alam sekitar? Karena bumi yang terpelihara dengan baik akan membawa kita - manusia - pada kesejahteraan hidup.

0 comments:

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP